Website Baru Kami, Klik Gambar

Website Baru Kami, Klik Gambar
Kajian Ilmu Agama Islam
Home » , » Mencela Kebakhilan

Mencela Kebakhilan

Allah berfirman,
"Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri, yaitu orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir." (Al-Hadid: 23-24)

Makna ini diperjelas lagi oleh firman-Nya,
"Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri, (yaitu) orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir." (An-Nisa: 36-37)

Kebakhilan bisa ditafsirkan dengan bakhil (pelit) dengan waktu, tidak mau memberi, bakhil dengan ilmu pengetahuan dan bakhil terhadap sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain baik dalam urusan agama atau dunia, padahal Allah berfirman,
"Dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka." (Al-Baqarah: 3), baik rezeki berupa ilmu maupun materi. Dalam hal ilmu, Muadz berkata, "Mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah."

Disebutkan dalam sebuah atsar, "Sebaik-baik pemberian dan hadiah adalah ucapan yang baik yang didengar oleh seseorang kemudian mendorongnya untuk memberikan hadiah kepada saudaranya."

Yang dimaksud oleh ayat di atas adalah bahwa Allah membenci orang-orang yang bersikap sombong dan membanggakan diri lagi bakhil. Yang dimaksud dengan bakhil adalah orang yang enggan untuk memberi. Hal tersebut bisa terjadi disebabkan karena ia berbangga dengan diri sendiri dengan tidak bisa dimintai dan tidak mau menerima, atau bisa jadi ia membanggakan diri di depan manusia dengan tidak mau memandang mereka. Inilah yang banyak terjadi dikalangan manusia, ia bakhil dengan pengetahuannya dan merasa berbangga dengan pengetahuan tersebut, dan ia merasa enggan membagikan ilmu tersebut kepada orang lain. Sebaliknya adalah orang yang tawadhu' (merendahkan hati) dalam mencari ilmu dan mengajarkannya, sehingga ia menjadi mulia dengannya.

Total Pengunjung

Powered by Blogger.

Pencarian