Bencana lidah amat banyak ragamnya, bisa terasa manis di hati dan banyak pemicunya banyak yang berasal dari tabiat. Tidak ada cara yang bisa menyelamatkan dari bencana ini kecuali dengan diam. Terlebih dahulu akan kita kupas tentang keutamaan diam, lalu disusul dengan berbagai bencana lidah secara terinci.
Diam bisa menghimpun hasrat dan mengkonsentrasikan pikiran. Dalam sebuah hadist, Nabi saw. bersabda,
"Siapa yang menjamin bagiku apa yang ada di antara dua tulang dagunya (lidah) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluannya), maka aku menjamin baginya surga." (HR.Bukhari)
Dalam hadist lain beliau bersabda,
"Iman seorang hamba tidak lurus (benar) sebelum hatinya lurus. Hatinya tidak akan lurus sebelum lidahnya lurus." (HR.Ahmad)
Pada bagian akhir dalam hadist Mu'adz, beliau bersabda, "Jagalah ini atas dirimu."
Aku (Mu'adz) bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kami juga akan dihukum karena apa yang kami katakan?"
Beliau menjawab, "Ibumu telah susah payah melahirkanmu wahai Mu'adz, "Bukankah manusia wajahnya ditelungkupkan di atas api neraka, melainkan akibat dari lidahnya." (HR.Tirmidzi, Ahmad)
Dalam hadist lain beliau bersabda,
"Siapa yang menjaga lidahnya, maka Allah menutupi aibnya." (HR.Abu Nu'man)
Ibnu Mas'ud berkata, "Tidak ada sesuatu yang membuat seseorang lebih lama mendekam di dalam penjara selain dari lidahnya."
Abu Darda' berkata, "Aktifkanlah dua telingamu daripada mulutmu. Karena engkai diberi dua telinga dan satu mulut, agar engkau lebih banyak mendengar daripada berbicara."
Adapun Bencana-bencana perkataan itu ada delapan, penjelasan lebih lanjut akan kami jelaskan di artikel berikutnya.
Bencana Lidah [Keutamaan Diam]
Posted by Muhammad Arsyad Al-Farisi bin Nahruddin bin Ali-o bin Hasan
Posted on 9:24 PM