Rasulullah saw. bersabda,
"Apabila Allah telah menghendaki kebaikan terhadap seorang hamba, maka Dia menjadikan kekayaannya pada dirinya sendiri dan takwanya dalam hatinya. Dan apabila Allah telah menghendaki keburukan terhadap seorang hamba, maka Dia menjadikan kefakirannya di hadapan kedua matanya." (HR.Hakim)
Hadist ini berhubungan dengan hadist yang berbunyi, "Relalah engkau dengan apa yang telah diberikan oleh Allah kepadamu, niscaya engkau menjadi orang paling kaya."
Dan dalam hadist ini disebutkan bahwa bilamana Allah menghendaki kebaikan bagi hambaNya, niscaya Dia menjadikan kekayaannya pada dirinya sendiri. Atau dengan kata lain, hamba tersebut diberiNya petunjuk dan taufik untuk bersyukur kepadaNya. Apabila ia menjadi orang yang bersyukur, berarti ia rela dengan apa yang diberikan oleh Allah kepadanya, dan jadilah ia orang yang kaya diri. Akan tetapi sebaliknya, apabila Allah menghendaki keburukan bagi seorang hambaNya, niscaya Dia menjadikannya orang yang tidak mau bersyukur kepadaNya. Sekalipun Allah telah memberinya rezeki yang banyak, ia tetap merasa tidak puas dengan apa yang telah ada padanya sehingga jadilah ia orang yang miskin diri dan tidak puas dengan apa yang telah diberikan kepadanya.
Apabila seseorang bersyukur kepada Allah, berarti di dalam hatinya telah tertanam rasa takwa kepada Allah karena kedua hal tersebut berkaitan erat sekali. Sehubungan dengan hal ini Allah telah berfirman:
"Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kalian mensyukuri (nikmat)-Nya." (Ali Imran: 123)
Selanjutnya
Home »
Syarah Hadist Pilihan
» Orang yang Dikehendaki Baik atau Buruk oleh Allah
Orang yang Dikehendaki Baik atau Buruk oleh Allah
Posted by Muhammad Arsyad Al-Farisi bin Nahruddin bin Ali-o bin Hasan
Posted on 7:31 PM