Rasulullah saw. bersabda,
اَلتَّحَدَّثُ بِنِعْمَةِ اللهِ شُكْرٌ وَتَرْكُهَا كُفْرٌ ، وَمَنْ لَا يَشْكُرِ الْقَلِيْلَ لَا يَشْكُرِ الْكَثِيْرَ ، وَمَنْ لَا يَشْكُرِ النَّاسَ لَا يَشْكُرِ اللهَ .
”Menyebut-nyebut nikmat Allah merupakan (perbuatan) syukur dan meninggalkannya berarti kufur (ingkar kepada nikmat Allah). Barangsiapa tidak mensyukuri nikmat yang sedikit ia tidak pula akan mensyukuri nikmat yang banyak. Dan barangsiapa tidak berterima kasih kepada orang lain ia tidak akan berterima kasih pula kepada Allah.” (HR. Baihaqi)
Penjelasannya :
Yang dimaksud dengan menyebut-nyebut nikmat Allah ialah seperti yang disebutkan dalam al-Qur’an:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ .
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (Adh-Dhuha: 11)
Yang dimaksud kufrun dalam hadist ini ialah ingkar terhadap nikmat Allah, bukan ingkar kepadaNya. Barangsiapa tidak bersyukur kepada Allah karena mendapat nikmat yang sedikit berarti ia pun tidak akan bersyukur bila mendapat nikmat yang banyak. Barangsiapa yang berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah. Orang yang bersifat demikian disebut orang yang ingkar terhadap nikmat Allah, dan ia berdosa karena perbuatannya itu. Allah swt. Berfirman,
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7)